Enceng gondok (Eichhornia crassipes)
adalah tanaman air didaerah tropis, tanaman ini merupakan gulma didaerah
perairan. Tanaman ini memiliki tingkat tumbuh yang sangat cepat dan dapat
menyebar di perairan.
Perkembangan enceng gondok (Eichhornia crassipes) yang tidak terkendali dapat menutupi area
sungai, waduk, rawa-rawa dan danau. Penutupan area ini dapat menyebabkan gangguan
transportasi air, menyumbat aliran irigasi, mempercepat pendangkalan saluran
air dan mengurangi nilai keindahan atau
estetika. Kelebihan tanaman air adalah mampu menambat nitrogen dari udara
bebas, sehingga enceng gondok (Eichhornia
crassipes) memiliki kadar protein kasar yang cukup tinggi. Dengan adanya
protein kasar yang cukup tinggi enceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan alternatif bahan baku pakan lokal
yang sangat potensial untuk di teliti dan dikembangkan lebih lanjut. Berbagai
penelitian tentang penerapan teknologi pengolahan pakan telah dilakukan untuk
mencari bahan baku pakan alternatif. Usaha tersebut merupakan upaya untuk
mengurangi impor bahan baku pakan dan menurunkan biaya produksi dalam indutsri
perunggasan yang berasal dari pakan.
Indonesia
merupakan negara dengan perairan yang cukup luas, terutama daerah danau,
sungai, waduk dan rawa-rawa. Daerah ini banyak ditumbuhi oleh enceng gondok (Eichhornia crassipes), bila
dimanfaatkan tanaman ini mampu menjadi bahan baku lokal yang potensial. Bahan
pakan lokal sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan, hal ini dikarenakan
karena mudah didapat, murah dan memiliki nilai nutrisi yang cukup tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian, Enceng gondok (Eichhornia crassipe) memiliki nutrisi seperti
protein, lemak, serat dan energi yang cukup tinggi.
Enceng gondok (Eichhornia crassipes) dalam
perkembangannya merupakan tanaman yang bermanfaat, BPTP Sumut 2008
mengatakan bagian dari tananaman seperti
daun dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak/ikan, pelepah yang cukup
matang dapat dimanfaatkan untuk kerajinan seperti tas, topi, sandal dan tikar. Enceng
gondok (Eichhornia crassipe) juga
dapat dimanfaatkan baik sebagian atau total untuk pembuatan kompos maupun
mulsa. Pemanfaatan enceng gondok
(Eichhornia crassipes) untuk pakan unggas khususnya Itik telah menjadi
bahan percobaan para ahli nutrisi unggas di Indonesia, dengan penerapan bioteknologi
akan meningkatkan kandungan nutrisi dan daya cerna enceng gondok (Eichhornia crassipes ). Enceng gondok (Eichhornia crassipes ) memiliki kadar
air sekitar 90 % dan serat kasar berupa hemiselulose,
keduanya sangat membatasi dan menghambat pemberian pada unggas. Perlakuan yang
diberikan pada Enceng gondok (Eichhornia
crassipes) diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis dan dapat menekan
biaya pakan.
Enceng gondok (Eichhornia crasspies)
memiliki banyak kandungan nutrisi, menurut (Fuskhah, 2000) enceng gondok (Eichhornia
crasspies) mengandung bahan kering sekitar 7 %, protein kasar 11,2 %, serat
kasar 18,3 %, BETN 57 %, lemak kasar 0,9 %; abu 12,6 %; Ca 1,4 % dan P 0,3 %.
Kandungan nutrisi tersebut menjadikan enceng gondok (Eichhornia crasspies) sebagai bahan baku lokal yang dapat di
andalkan.
Sumber :
Fushkah,
E. 2000. Eichhornia
crasspies. Sebagai Alternatif Sumber Pakan,
Indutri dan Kerajinan. Jurnal Ilmiah Sainteks VII(4) : 226-234.
No comments:
Post a Comment