Bungkil
kelapa memiliki protein kasar yang cukup tinggi, proteinnya mencapai 20 % dari
bahan kering. Bungkil kelapa merupakan salah satu bahan pakan yang dapat
diberikan pada unggas, terutama itik. Bungkil Kelapa Fermentasi
Meskipun kandungan nutriennya tinggi,
bungkil kelapa memiliki tingkat kecernaan yang rendah sehingga pemakaiannya
terbatas. Dengan adanya pengetahuan dan teknologi pengolahan pakan, bungkil
kelapa dapat di manfaatkan secara optimal.
Bioeteknologi
pakan sangat berperan dapat peningkatan nutrisi bungkil kelapa yaitu melalui
metode fermentasi.
Fermentasi bungkil
ini melibatkan suatu mikrooranisme Aspergillus
niger menghasilkan produk dengan kecernaan bahan kering dan protein yang
lebih tinggi. Produk yang dihasilkan memiliki protein kasar sampai 35–40% sehingga
bahan pakan tersebut yang semula sebagai sumber energi berubah menjadi bahan
pakan sumber protein bagi ternak unggas. Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk
meningkatkan nilai nutrisi dari bungkil kacang kedelai, yaitu melalui prosesfermentasi
dengan Rhizopus. Adanya proses
fermentasi pada bahan pakan akan nyata dapat meningkatkan kandungan asam amino
metionin, kandungan vitamin B12-nya tinggi yang disebabkan adanya proses
fermentasi serta proteinnya lebih mudah dicerna.
Perbandingan
Nutrisi Bungkil Kelapa
No
|
Uraian
|
Bungkil
Kelapa (%)
|
Bungkil
Kelapa Fermentasi (%)
|
1.
|
Protein
Kasar
|
21,7
|
35,2
|
2.
|
Lemak
Kasar
|
17,1
|
16,6
|
3.
|
Serat
kasar
|
16,2
|
10,8
|
4.
|
Energi
(Kkal/Kg)
|
1667
|
2473
|
5.
|
Ca
|
0,1
|
0,12
|
6.
|
P
|
0,62
|
0,7
|
7.
|
Daya
Cerna Bahan Kering
|
60,00
|
63,2
|
8.
|
Daya
Cerna Protein
|
31,3
|
36,3
|
9.
|
Daya
Cerna Phospor
|
23,0
|
6,1
|
Sumber
: Balitnak Ciawi
Bungkil kelapa yang telah
difermentasikan akan lebih mudah di adaptasikan oleh ternak, sehingga produksi
ternak khususnya unggas dapat optimal. Bungkil kelapa fermentasi akan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada unggas khususnya itik.
No comments:
Post a Comment